Jumat, 22 April 2011

SEJARAH PANDEGLANG

Sejarah Pandeglang

             Caringin, yang kini hanya sebuah desa, pernah menjadi ibu kota Kabupaten Banten Barat. Setelah daerah ini luluh lantak akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1883, ibu kota kabupaten itu dipindahkan ke Pandeglang dan berganti nama menjadi Kabupaten Pandeglang.
Meski sejak itu Caringin terdegradasi menjadi desa, bagi perjalanan sejarah Banten, Caringin tetaplah daerah penting. Caringin, menurut Syaukatuddin yang mengutip dari para kasepuhan, berasal dari kata beringin, yang berarti ’pohon rindang tempat berteduh.

Menurut Staatsblad Nederlands Indie No. 81 tahun 1828, Keresidenan Banten dibagi tiga kabupaten: Kabupaten Utara yaitu Serang, Kabupaten Selatan yaitu Lebak dan Kabupaten Barat yaitu Caringin.
Kabupaten Serang dibagi lagi menjadi 11 (sebelas) kewedanaan. Kesebelas kewedanaan tersebut yaitu: Kewedanaan Serang (Kecamatan Kalodian dan Cibening), Kewedanaan Banten (Kecamatan Banten, Serang dan Nejawang), Kewedanaan Ciruas (Kecamatan Cilegon dan Bojonegara), Kewedanaan Cilegon (Kecamatan Terate, Cilegon dan Bojonegara), Kewedanaan Tanara (Kecamatan Tanara dan Pontang), Kewedanaan Baros (Kecamatan Regas, Ander dan Cicandi), Kewedanaan Kolelet (Kecamatan Pandeglang dan Cadasari) Kewedanaan Ciomas (Kecamatan Ciomas Barat an Ciomas Utara) dan Kewedanaan Anyer (tidak dibagi kecamatan).


Menurut sejarah, pada tahun 1089 Banten terpaksa harus menyerahkan wilayahnya yaitu Lampung kepada VOC (Batavia). Saat itu Banten dipimpin oleh Sultan Muhamad menyusun strategi untuk melawan kekuasaan VOC. Sultan Muhamad menjadikan Pandeglang sebagai wilayah untuk menyusun kekuatan. Kekuatan kesultanan dipencar kepelosok Pandeglang seperti di kaki gunung Karang dan di pantai.
Pandeglang dalam percaturan sejarah kesultanan Banten telah terbukti merupakan daerah yang strategis. Hal ini bisa terlihat dari berbagai peninggalan sejarah yang terdapat di wilayah Pandeglang. Semua itu bukan hanya membekas pada benda yang berwujud, tapi juga membekas pada kultur kehidupan masyarakat Pandeglang.

Peninggalan sejarah kesultanan Banten masih nampak terlihat dari seni budaya yang ada di Pandeglang. Misalnya saja, Pandeglang merupakan Kota Santri dan Pandeglang terkenal dengan daerah yang historis, patriotis dan agamis. Julukan ini tidak serta merta timbul dengan sendirinya, akan tetapi merupakan bentangan sejarah telah mencatatnya.

Kembali kepada sejarah terbentuknya Kabupaten Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874, tanah-tanah gubernur kecuali Bativia dan Keresidenan Priangan telah Banten telah ditentukan, bahwa:

* Jabatan Kliwon pada Bupati dan Patih dari Afdeling Anyer, Serang dan Keresidenan Banten dihapuskan.
* Bupati mempunyai pembantu, yaitu mantri Kabupaten dengan gaji 50 gulden.
* Kepala Distrik mempunyai gelar jabatan wedana dan Onder Distrik mempunyai jabatan Asisten Wedana.

Berdasarkan Staatsblad 1874 NO. 73 Ordonansi tanggal 1 Maret 1874 mulai berlaku 1 April 1874 menyebutkan pembagian daerah, diantaranya Kabupaten Pandeglang dibagi 9 distrik atau kewedanaan. Pembagian ini menjadi Kewedanaan Pandeglang, Baros, Ciomas, Kolelet, Cimanuk, Caringin, Panimbang, Menes dan Cibaliung.

Menurut data tersebut di atas, Pandeglang sejak tanggal 1 April 1874 telah ada pemerintahan. Lebih jelas lagi dalam ordonansi 1877 Nomor 224 tentang batas-batas keresidenan Banten, termasuk batas-batas Kabupten Pandeglang dalam tahun 1925 dengan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 14 Agustus 1925 nomor XI. Maka jelas Kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri tidak di bawah penguaasaan Keresidenan Banten.

Dari fakta-fakta tersebut di atas dapat diambil beberapa alternatif, yaitu pada tahun 1828 Pandeglang sudah merupakan pusat pemerintahan distrik. Pada tahun 1874 Pandeglang merupakan kabupaten. Pada tahun 1882 Pandeglang merupakan kabupaten dan distrik kewedanaan. Dan pada tahun 1925 kabupaten Pandeglang telah berdiri sendiri. Atas dasar kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas, maka disepakati bersama bahwa tanggal 1 April 1874 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pandeglang.

Arti Semboyan dan Lambang Kabupaten Pandeglang
Lambang tersimpul dalam bentuk perisai segi lima dengan pinggiran pinggiran berwarna emas yang dilengkapi dengan

1. Sebuah Bintang berwarna Kuning bersudut blima terletak di bagian tengah atas lambing sudut bagian atas bintang menonjol dari prisai.
2. Tiga Buah krucut yang berderet tidak sama besar dan tingginya terletak pada warna Putih dan Biru muda antara Bintang dengan ujud Padi dan Kapas.
3. Seekor Badak menghadap kekiri berwarna Abu-abu Kehitam-hitaman bercula satu dengan hiasan garis-gasris putih sebagai batas bagian tubuh Badak terletak di tengah-tengah lambing.
4. Setangkai Padi dengan tiga puluh tujuh butirnya berwarna kuning emas terletak di sebelah kanan.
5. Setangkai Kapas dengan enam kuntum bunganya yang mekar berwarna putih berkelopak warna hijau tua terletak di sebelah kiri padi dan kapas membentuk lingkaran mengelilingi seekor badak yang terletak di tengah-tengah.
6. Sekuntum Bunga melati berdaun bunga empat helai terletak ditengah-tengah persilangan antara tangkai kapas dan tangkai padi.
7. Dua Garis Berombak sejajar berwarna putih garis bagian atas lebih panjang dari garis bagian bawah terletak diantara badak dan bunga melati.

Warna lambang Daerah Kabupaten Pandeglang mempergunakan lima macam warna yaitu

* Kuning Emas
* Putih
* Biru Muda
* Hijau Tua
* Abu-abu kehitam-hitaman

Makna dan Maksud Lambang

BINTANG : Bintang bersudut lima Berwarna kuning emas terletak diatas warna putih melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa yang memancarkan warna kuning emas membentuk perisai segi lima.
PERISAI : Perisai segi lima dimaksudkan sebagai lambang ketahanan masayarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang bergunung-gunung
KERUCUT : Tiga buah kerucut yang tidak sama besar dan tingginya menggambarkan tiga buah gunung melambangkan bahwa daerah Kabupaten Pandeglang Bergunung-gunung
BADAK : Badak bercula satu menghadap ke kiri adalah salah satu binatang peninggalan jaman purba yang masih hidup hingga sekarang, dan hanya terdapat di daerah Kabupaten Pandeglang (Ujung Kulon) dengan sifat-sifatnya antara lain, Tahan uji, waspada dan tabah yang menjadi kebanggaan masyarakat. Kontes SEO Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang salah satunya mengusung misi ini, yakni memperkenalkan Ujung Kulon sebagai Objek Wisata Alam yang potensial di Pandeglang.
PADI : Setangkai Padi dengan 37 butirnya melambangkan jumlah desa di Kabupaten Pandeglang sebanyak 37 desa
KAPAS : Setangkai kapas dengan enam tangkai kuntum bunganya yang mekar, melambangkan jumlah kecamatan-kecamatan yang ada di kabupaten Pandeglang sebanyak 6 Kecamatan
MELATI : Sekuntum Bunga Melati berdaun bunga empat helai berwarna putih melambangkan jumlah kewadanan di daerah Kabupaten Pandeglang sebanyak 4 kewedanan
GARIS BEROMBAK : Dua garis berombak yang tidak sama panjang itu, masing-masing melambangkan laut yang mengelilingi sebagian besar daerah Kabupaten Pandeglangdan sungai yang terdapat di dalamnya


ARTI WARNA LAMBANG
KUNING EMAS Melambangkan Keagungan dan Kewibawaaan
PUTIH Melambangka Kesucian
BIRU MUDA Melambangkan Kesetiaan
HIJAU TUA Melambangkan Kesuburan
ABU-ABU KEHITAM-HITAMAN Melambangkan Ketabahan



Masjid Agung Pandeglang:







Alun-alun Kota Pandeglang:







Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar


 

Footer Widget #2

Footer Widget #3

Footer Widget #4

Copyright 2010 BANTEN-EXPLORE. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Distorsi Blog